Operations for Habitat Studies

Project

Sebuah pameran yang lahir dalam rangka membekukan momentum perjalanan kami membaca ulang fungsi balai RW sebagai “rumah bersama” bagi warga kampung kota–ruang teduh untuk berlindung dari risiko panas ekstrem. Melalui studi lapangan, serta rangkaian diskusi dengan tenaga ahli, warga, hingga pemerintah, kami merumuskan ulang rancangan arsitektur balai dengan memadukan ventilasi silang dan sistem pendingin sehingga mencapai penggunaan energi yang lebih efisien. Balai RW 4 Ketandan menjadi pilot project atas upaya kami, yang sekaligus renovasinya resmi diperkenalkan kepada warga bersamaan dengan pameran ini. Over the past two weeks, we have conducted an action-research with our collaborators, collecting and compiling the kampung’s lived experiences through the expressions and knowledge of the residents reflected in their life histories and beliefs. We have sought to explore the narratives of how memories, rituals, and cultural celebrations are intertwined in shaping the spirits of urban everyday life. Kami mengundang seniman, peneliti, dan praktisi dari berbagai latar belakang untuk bergabung dalam kegiatan kami. Kalau boleh tahu, apa yang kamu pahami/ketahui tentang relasi antara spirits dengan perkotaan? Mantra: Agenda pembangunan kota umumnya berfokus pada pengadaan ruang-ruang fisik, dengan tujuan seperti kemajuan, keindahan, ataupun fitur-fitur megah. Hal ini seringkali berjarak dengan pengalaman warga lokal. Bercerita menjadi salah satu cara memposisikan warga dan ruang hidupnya sebagai subjek utama. Setelah melakukan eksplorasi, para kolaborator memasuki masa ideasi dan produksi. Berbagai cerita yang berangkat dari praktik keseharian di situasi ambangan hadir. Mulai dari harapan anak-anak, rasa nostalgia, mitos-mitos lokal, siasat arsitektur hingga kisah wasiat muncul dalam pembahasan dan memantik respon-respon lanjutan. Agenda pembangunan kota umumnya berfokus pada pengadaan ruang-ruang fisik, dengan tujuan seperti kemajuan, keindahan, ataupun fitur-fitur megah. Hal ini seringkali berjarak dengan pengalaman warga lokal. Bercerita menjadi salah satu cara memposisikan warga dan ruang hidupnya sebagai subjek utama. Our workshop always begin with a fieldwork session where the participants were taken on a site visit to under-exposed locations within Surabaya. In this Thermopolis 3 site exploration, we visited Kampung Tambak Bayan, Ampel and Ketandan on foot, to carefully observe and interact with local inhabitants.