Thermopolis: Potret Siasat Warga Kota Menghadapi Perubahan Iklim
Thermopolis berasal dari kata Thermal yang berarti panas, dan Polis yang berati kota. Lokakarya ini bertujuan untuk merekam respon-respon warga dalam menghadapi perubahan iklim yang juga terasa dalam lingkungan perkampungan kota.
Dalam menghadapi pemanasan global dan fenomena Urban Heat Island, warga kampung-kota sangat dekat dengan praktik “akal-akalan”. Mereka membangun suatu strategi adaptasi berdasarkan keterbatasan ruang hidup dan sumber daya. Di dalamnya ada praktik-praktik kreatif warga dalam memanfaatkan berbagai macam material, atau mengubah sikap dan kebiasaan, sebagai siasat adaptif untuk mengatasi iklim kota yang semakin panas.
Peserta lokakarya diajak untuk merekam fenomena, aktivitas, dan cerita-cerita warga kampung tersebut di dalam bingkai fotografi. Dalam kerja lapangan selama 2 hari, peserta akan dilatih untuk mendayagunakan kepekaan observasinya secara aktif, agar dapat membaca praktik-praktik warga di balik permukaan.
Foto-foto yang dihasilkan akan dirangkai dengan narasi-narasi berbasis dari cerita-cerita warga sekitar. Foto-bercerita tersebut akan dipresentasikan ulang kepada publik, sebagai tawaran akan solusi-solusi alternatif dari kampung untuk menghadapi pemanasan global, juga sebagai stimulan bagi masyarakat kota untuk mengapresiasi gaya hidup alternatif perkampungan kota.
Lokasi Lokakarya:
Balai RW 04, Kampung Ketandan, Surabaya (masuk via Jl. Tunjungan)
Rundown Lokakarya:
Jumat, 24 November | 15.00 – 16.00 | Introduction & Briefing
Sabtu, 25 November | 10.00 – 17.00 | Pengambilan Foto & Diskusi
Minggu, 26 November | 10.00 – 17.00 | Pengambilan Foto & Presentasi
Pendaftaran tidak dipungut biaya:


